Rabu, 28 Maret 2012

perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
cahaya kota kelam mesra menyambut sang petang
disini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
kenapa matahari terbit menghangatkan bumi

cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
disini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi?

aku orang malam yg membicarakan terang
aku orang tenang yg menantang kemenangan oleh pedang

cahaya bulan menusuk ku dengan ribuan pertanyaan
yg takan pernah kutahu dimana jawaban itu
bagai letusan berapi yg bangunkan ku dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati

terangi dengan cinta digelapku
ketakutanku kan melumpuhkan ku
terangi dengan cinta disesakku
dimana jawaban itu??
akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yg biasa
pada suatu ketika yg telah lama kita ketahui

apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku meminum susu dan tidur lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku

kabut tipis turun pelan-pelan dilembah kasih, lembah mandalawangi
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yg menjadi suram
meresapi belaian angin menjadi dingin

apakah kau masih semesra dahulu
ketika ku dekap kau
dekaplah lebih mesra, lebih dekat

apakah kau masih akan berkata kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta

manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yg begitu biru