Jumat, 31 Mei 2013


Demokrasi 

Saya pernah membaca essai karangan Rizal Malarangeng yang ia tulis di tahun 2005. Dan kini dikumpulkan menjadi satu dan dibukukan dalam sebuah buku yang cukup tebal dan sangat berisi yakni "Dari Langit". 
pada bukunya ia menyatakan bahwa sebenarnya sebuah pemikiran seseorang yang besar pada abad ke-19 dahulu sedikit terengaruhi oleh pemikiran-pemikiran orang besar sebelumnya seperti Voltaire, Rousseau, Adam Smith dll. pada umumnya mereka juga dinyatakan sebagai peneliti2 ilmu sosial yang berkaitan dengan masyarakat.

tetapi pada abad ke-19 bukan juga berarti hanya orang-orang besar yang bertumpu pada pemikiran sebelumnya saja. ada juga seseorang pada abad ini yang kiranya saya menyimpulkan pada buku ini bahwa ia dianggap juga sebagai penemu sistem dan melakukan penelitian tentang sistem yang sangat berpengaruh bagi kehidupan berbagai bangsa. yakni sistem "demokrasi".

Alexis de Tocquevile adalah pemikir besar perancis yang melakukan sebuah penelitian tentang sebuah sistem demokrasi yang dianut oleh bangsa Amerika Serikat. ada beberapa suku, ras disana tetapi mereka tetap akur dan saling menghargai. kebebasan dan hak seseorang disana juga lebih bebas dibanding negara-negara di Asia, tetapi bangsa mereka lebih nyaman. dan apakah yang menyebabkan seperti itu dibangsa mereka? 

menurut alexis ada 3 faktor yang mempengaruhi sistem demokrasi di Amerika sampai saat ini dan ini yang menyebabkan sistem demokrasi di Amerika ini lebh maju dibanding negara-negara di dataran eropa sekaligus. 3 faktor tersebut yaitu Geografi, Lembaga Politik dan Pemerintahan, dan yang terakhir adalah Kebudayaan.

  • Geografi

Negara Amerika serikat sungguh luas, dan mereka tidak diapit oleh negara-negara besar disekelilingnya. maka tidak ada ancaman perang yang menimbulkan sentralisasi politik birokrasi. karena ketika terjadinya perang maka akan menambah pemungutan pajak. dan itu akan berpengaruh sekali terhadap birokrasi kepemerintahan dinegara tersebut. tidak seperti negara-negara di eropa, anggaplah perancis, untuk memajukan bangsanya saja setidaknya mereka juga harus memikirkan negara2 disekelilingnya dan setidaknya mereka harus menjaga situasi tetapi harus tetap memajukan kreativitas bangsanya sendiri.

  • Lembaga Politik dan Pemerintahan
Amerika serikat sebenarnya juga bertumpu pada sistem desentralisasi atau yang biasa disebut dengan (Politik Lokal) tanpa ada campur tangan dari orang pusat. dan setiap kegiatan politik di setiap kotanya sangatlah tergantung dengan masyrakat  pada kota tersebut. sehingga inilah yang menjadikan motivasi dan dapat mendorong masyarakat lebih peduli terhadap bangsanya.

  • Kebudayaan
pada negara ini terdapat sejarah yang menguntungkan. seperti persamaan bahasa. tidak seperti negara-negara di eropa yang latar belakangnya adalah sebuah negara kerajaan. mereka mempunya bahasa sendiri disetiap kotanya. setelah itu Imigrasi dari kota yang sama ke kota yang sama pula, imigran awal masyarakat Amerika adalah kaum puritan dengan kode moral yang sungguh sangat ingin bekerja keras, dan yang paling dominan disana adalah mereka menganut agama yang sama yakni kristiani, dan ini yang menyebabkan mereka lebih menyatu satu sama lain.

Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil dari hasil penelitian Alexis diatas adalah Demokrasi Amerika Serikat adalah sebuah perubahan manusia modern tetapi mereka mempunyai unsur-unsur terlebih lagi kebudayaan yang sama dan sangat kuat sehingga ini sangatlah berperan penting dalam perubahan demokrasi pada Amerika Serikat.

jika dibandingkan di Indonesia, Reformasi adalah sebuah titik awal bangsa ini untuk terus menjadi dan berubah yang tadinya sistem demokrasi terpimpin yang bisa dianggap juga demokrasi diktator menjadi demokrasi yang sesungguhnya, yang mengedepankan kebebasan dan hak individulal setiap masyarakat pada bangsa ini. tetapi proses ini sudah dianggap terlalu panjang karena banyak terjadi sekularisasi dari arti kata demokrasi yang sesungguhnya.

dan kita sebagai jiwa muda, mari kita gunakan ke-idealisan kita untung menjunjung tinggi arti kata demokrasi yang sesungguhnya guna menciptakan kesejahteraan bersama.

Reza Pandu Wijaya, Mahasiswa S1 Teknik Elektro STT - PLN
































Senin, 29 April 2013


Jiwa Muda yang Hilang


Apa yang ada dalam benak kita jika ada pertanyaan "apa yang sudah kamu perbuat untuk bangsa ini?" tentu susah akan menjawab pertanyaan hal semacam itu. Mungkin kita hanya terpikir dalam diri kita "boro-boro saya mikirin bangsa, mikirin hidup saya saja udah ribet, pusing, suntuk dll". 

Melihat gambaran anak muda jaman sekarang sangat memprihatinkan sekali. mereka cenderung dengan hal-hal yang bisa dibilang terpengaruh oleh budaya luar yang merasuk melalui politik-politik konspirasi. Hedonis lebih tepatnya, yang selalu ingin dilihat, mengikuti fashion, bergaya dan semacamnya. Pergaulan mereka lebih mengutamakan kesenangan individual tanpa memikirkan kepentingan orang banyak. 

saya sebagai penulis bukan berarti tidak suka menikmati masa muda dengan mengikuti pergaulan yang berkembang dalam kehidupan anak muda jaman sekarang tetapi kita harus menyelipkan semangat perubahan dan revolusi dalam diri. Melalui tulisan ini saya ingin memberikan sebuah sudut pandang yang mungkin kini tanpa kita sadari kalau sudah banyak generasi-generasi muda yang mulai hilang jiwa patriotnya.

dulu di era R.A Kartini, seorang wanita berjuang untuk mendapatkan hak-haknya yang bisa dibilang dipenjara, kecuali keturunan-keturunan ningrat dan wanita keturunan belanda yang dapat menikmati pendidikan. Pada jaman beliau, wanita lebih cenderung hanya tinggal dirumah dan melakukan pekerjaan rumah. Dan pada saat itulah beliau sebagai wanita muda yang sadar bahwa pendidikan adalah hak setiap insan, hatinya tergerak untuk melawan sebuah pelanggaran-pelanggaran hak pada saat itu. hingga pada sampai saat wanita di indonesia dapat merasakan pendidikan sampai ke bangku kuliah.

Tapi berbeda terbalik dengan jaman R.A Kartini, kini wanita muda jaman sekarang hanya 3 dari 10 wanita yang masih mau memikirkan kepentingan-kepentingan umum. Wanita muda sekarang lebih banyak yang terjebak dengan gemerlap pergaulan-pergaulan yang glamour.

tapi bukan berarti anak muda jaman sekarang semuanya hidup dengan foya-foya. tidak sedikit juga yang bagus dalam pendidikan, rangkin 1 di sekolah, masuk PTN terkenal, IPK cumlaude, lulus tepat waktu dan mempunya pekerjaan yang baik. Tapi terdapat satu pertanyaan untuk tipikal anak muda seperti ini? "Apa yang sudah kamu lakukan dan bermanfaat bagi orang banyak?" jika meminjam istilah dari caknun anak muda seperti ini adalah "anak muda peternak", ini istilah anak muda yang bertipikal ingin mendapatkan kebahagiaan individu diatas kebahagiaan orang lain. tanpa memikirkan apakah ia sudah menjalankan kewajiban dengan esensinya sebagai manusia terlebih lagi generasi muda. 

jika bekerja monyet juga bisa bekerja, jika hanya sekedar hidup babi pun juga hidup. tapi yang membedakan kita adalah di akal pikiran dan hati. hanya segelintir orang yang mempunyai jiwa muda dengan semangat juang yang tinggi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berguna dan peduli pada lingkungan sekitarnya. saya jadi teringat akan perkataan idola saya Soe Hok Gie tokoh pemuda sekaligus mahasiswa yang sangat berperan penting pada perubahan bangsa di era 60-an. "kita tidak dapat mencintai bangsa hanya dengan membaca hipokrisi-hipokrisi dan slogan-slogan yang ada". dan dapat di ambil kesimpulan dari perkataannya bahwa untuk mewujudkan generasi muda yang mencintai dan peduli pada bangsanya haruslah mengenal apa yang ada pada lingkungan kita.

kemewahan dari generasi muda adalah idealisnya dan yang dibutuhkan dari generasi muda adalah terobosan2 dan pemikiran2 yang cemerlang guna membangun bangsa. generasi baru itu bukan dilahirkan tapi haruslah diciptakan. sang Proklamotor Indonesia Ir.Soekarno pernah berseru "beri saya 10 anak muda maka akan saya guncangkan dunia" . dan kita adalah generasi muda jadilah api-api revolusi bagi kehidupan diri kita,lingkungan dan bangsa.


Reza Pandu Wijaya, Mahasiswa S1 Teknik Elektro STT-PLN